Powered By Blogger

27 Apr 2011

Asuhan Keperawatan Gout

GOUT
A. Anatomi Fisiologi


Sebagian besar sendi kita adalah sendi sinovial. Permukaan tulang yang bersendi diselubungi oleh tulang rawan yang lunak dan licin. Keseluruhan daerah sendi dikelilingi sejenis kantong, terbentuk dari jaringan berserat yang disebut kapsul. Jaringan ini dilapisi membran sinovial yang menghasilkan cairan sinovial untuk “meminyaki” sendi. Bagian luar kapsul diperkuat oleh ligamen berserat yang melekat pada tulang, menahannya kuat-kuat di tempatnya dan membatasi gerakan yang dapat dilakukan.
Rawan sendi yang melapisi ujung-ujung tulang mempunyai mempunyai fungsi ganda yaitu untuk melindungi ujung tulang agar tidak aus dan memungkinkan pergerakan sendi menjadi mulus/licin, serta sebagai penahan beban dan peredam benturan. Agar rawan berfungsi baik, maka diperlukan matriks rawan yang baik pula.
Matriks terdiri dari 2 tipe makromolekul, yaitu :
• Proteoglikan : yang meliputi 10% berat kering rawan sendi, mengandung 70-80% air, hal inilah yang menyebabkan tahan terhadap tekanan dan memungkinkan rawan sendi elastis.
• Kolagen : komponen ini meliputi 50% berat kering rawan sendi, sangat tahan terhadap tarikan. Makin kearah ujung rawan sendi makin tebal, sehingga rawan sendi yang tebal kolagennya akan tahan terhadap tarikan.
Disamping itu matriks juga mengandung mineral, air, dan zat organik lain seperti enzim
B. Pengertian
Artritis pirai (Gout) adalah suatu proses inflamasi yang terjadi karena deposisi kristal asam urat pada jaringan sekitar sendi. Gout terjadi sebagai akibat dari hyperuricemia yang berlangsung lama (asam urat serum meningkat) disebabkan karena penumpukan purin atau eksresi asam urat yang kurang dari ginjal.
Artritis gout adalah suatu sindrom klinis yang mempunyai gambaran khusus, yaitu artritis akut. Artritis akut disebabkan karena reaksi inflamasi jaringan terhadap pembentukan kristal monosodium urat monohidrat.
Pirai atau gout adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah (hiperurisemia).
Asam urat normal : pria berkisar 3,5-7 mg/dl dan pada perempuan 2,6-6 mg/dl. Bila berlebih (> 7,0 mg/dl dan 6,0 mg/dl): hiperurisemia (IPD FK UI).
Seseorang dikatakan menderita asam urat (gout) jika kondisinya memenuhi beberapa syarat dan biasanya perjalanan penyakitnya klasik sekali, seperti mempunyai gejala yang khas penyakit gout, mempunyai perjalanan penyakit yang khas penyakit gout, ditemukan asam urat dalam kadar tinggi dalam darahnya, dan hasil pemeriksaan mikroskopik dari cairan sendi atau tofus (benjolan asam urat) ditemukan kristal asam urat yang berbentuk jarum.

C. Klasifikasi menurut factor penyebab
Penyakit asam urat digolongkan menjadi penyakit gout primer dan penyakit gout sekunder.
1. Pada penyakit gout primer : 99 persen penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh.
2. Penyakit gout sekunder (faktor resiko) : disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein. Produksi asam urat meningkat juga bisa karena :
• penyakit darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia)
• obat-obatan (alkohol, obat-obat kanker, vitamin B12).
• obesitas (kegemukan).
• penyakit kulit (psoriasis).
• kadar trigliserida yang tinggi.
• Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang meninggi akan menyebabkan asam urat juga ikut meninggi.
D. Faktor resiko
1. Jenis kelamin
Umumnya yang terserang asam urat adalah para pria, sedangkan pada perempuan persentasenya kecil dan baru muncul setelah menopause. Ini karena perempuan mempunyai hormon estrogen yang ikut membantu pembuangan asam urat lewat urine. Sementara pada pria, asam uratnya cenderung lebih tinggi daripada perempuan karena tidak memiliki hormon estrogen tersebut. Jadi selama seorang perempuan mempunyai hormon estrogen, maka pembuangan asam uratnya ikut terkontrol. Ketika sudah tidak mempunyai estrogen, seperti saat menopause, barulah perempuan terkena asam urat.
2. Usia
Kadar asam urat kaum pria cenderung meningkat sejalan dengan peningkatan usia. Pada wanita, peningkatan itu dimulai sejak masa menopause.


3. Suku bangsa
Di dunia, suku bangsa yang paling tinggi prevalensinya pada orang Maori di Australia. Prevalensi orang Maori terserang penyakit asam urat tinggi sekali, sedangkan di Indonesia prevalensi tertinggi pada penduduk pantai dan yang paling tinggi di daerah Manado-Minahasa karena kebiasaan atau pola makan ikan dan mengonsumsi alkohol.
















E. Patofisiologi


































































F. Tanda dan gejala
1. Fase akut
Biasanya timbul tiba-tiba, tanda-tanda awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Kulit diatasnya mengkilat dengan reaksi sistemik berupa demam, menggigil, malaise dan sakit kepala. Yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari kaki (sendi metatarsofalangeal) tapi sendi lainnya juga dapat terserang. Serangan ini cenderung sembuh spontan dalam waktu 10-14 hari meskipun tanpa terapi.
2. Fase kronis
Timbul dalam jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa nyeri, kaku, dan pegal. Akidat adanya kristal-kristal urat maka terjadi peradangan kronik. Sendi yang bengkak akibai gout kronik sering besar dan berbentuk noduler. Tanda yang mungkin muncul :
a. Tampak deformitas dan tofus subkutan.
b. Terjadi pemimbunan kristal urat pada sendi-sendi dan juga pada ginjal.
c. Terjadi uremi akibat penimbunan urat pada ginjal
d. Mikroskofik tanpak kristal-kristal urat disekitar daerah nekrosisi.

F. Tes Diagnostik
a. Pemeriksaan asam urat
Kadar normal pada perempuan: 2,4-6 mg/dl
Kadar normal pada pria : 3,0-7 mg/dl
Kadar normal pada anak-anak: 2,5-5,5 mg/dl
Kadar normal pada lansia: 3,5-8,5 mg/dl.
Kadar asam urat pada urin Dewasa 250-750 mg/24jam.
b. Pemeriksaan kreatinin darah
Kadar normal pada orang dewasa : 0,6-1,3 mg/dl
Kadar normal pada anak anak: 0,4-1,2 mg/dl
Kadar normal pada bayi baru lahir: 0,8-1,4 mg/dl
c. Pemeriksaan BUN (Blood Ureum Nitrogen)
Pada orang dewasa : 8,0-20 mg/dl.
Pada anak-anak : 5,0-20 mg/dl
Pada bayi: 5,0-15 mg/dl
d. Pemeriksaan radiologis : untuk mengetahui adanya erosi tulang pada
sendi.

G. Komplikasi
a. Batu ginjal
b. Gagal ginjal
c. Penyakit jantung koroner
Kristal asam urat merusak endotel (lapisan bagian dalam pembuluh darah)
sehingga mengakibatkan koroner.

H. Pencegahan
a. Makanan pantangan bagi penderita gout misalnya : jeroan, hati, ginjal,
limpa, paru, usus dan otak.
b. Makanan instant berkemasan kaleng seperti : kornet, sarden, daging, telur, dan
kaldu dengan kuah daging yang kental.
c. Minuman fermentasi dan makanan yang mengandung alcohol seperti : bir,
wiski, anggur, tape maupun tuak.
d. Makanan olahan jenis kacang-kacangan dan kedelai seperti : tempe, susu
kedelai, kacang tanah, kacang hijau, toge, melinjo dan emping.
e. Kelompok sayuran : seperti daun bayam, daun singkong, kembang kol, buncis
dan kangkung.
f. Kelompok buah-buahan : durian, alpokat, nanas dan air kelapa.
g. Olahraga


I. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
a. pemberian obat yang menurunkan asam urat adalah :
1) allopurinol, adalah : suatu inhibitor oksidase poten, bekerja mencegah
konfersi hipoxantin menjadi xantin dan konfersi xantin menjadi asam urat.
2) probenesid, adalah : obat yang berfungsi menurunkan asam urat dalam
serum
3) sulfinpirazon, adalah : dirivat pirazolon dosis 200-400 mg/hari
4) azapropazon. Adalah : diberikan dengan dosis 4x 300 mg/ hari.
b. preparat cokhicine (oral/parenteral/ NSAID) seperti indometasin digunakan untuk meredakan serangan-serangan akut.
2. Penatalaksanaan non medis
a. Diit rendah purin
Hindarkan alcohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal. Ikan, sarden dan
daging kambing)
b. Asupan energi sesuai dengan kebutuhan.
Jumlah asupan energi harus disesuaikan dengan kebutuhan tubuh
berdasarkan tinggi badan dan berat badan.
c. Mengkonsumsi lebih banyak karbohidrat.
Karena dapat menuingkatkan pengeluaran asam urat melalui urin.
d. Mengkonsumsi banyak cairan.
Mengkonsumsi cairan minimum 2,5 liter atau 10 gelas sehari.
e. Mengkonsumsi cukup vitamin dan mineral.
Mengkonsumsi cukup vitamin dan mineral yang cukup dapat
mempertahankan kondisi kesehatan yang baik.
f. Rendah lemak
Menghambat ekskresi asam urat melalui urin.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Tanyakan keluhan nyeri yang terjadi, biasanya pada ibu jari kaki atau pada sendi-sendi lain. Bagaimana gejala awalnya dan bagaimana klien menanggulanginya, adakah riwayat gout dalam keluarga. Obat-obatan yang diperoleh
2. Tentukan apakah ada nyeri saat digerakkan, bengkak, dan kemerahan, demam subfebris, periksa adanya nodul diatas sendi.
3. Kaji adanya kecemasan dan ketakutan dalam melakukan aktivitas dan masalah-masalah yang terkait dengan psikososialnya.
4. Pemeriksaan diagnostik
o Asam urat meningkat
o Sel darah putih dan sedimentasi eritrosit meningkat (selama fase akut)
o Pada aspirasi sendi ditemukan aam urat
o Pemeriksaan urin
o Rontgen
5. Aktivitas/istirahat
Gejala:Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress pada sendi : kekakuan pada pagi hari. Keletihan.
Tanda: malaise, keterbatasan rentang gerak ; atrofi otot, kulit : kontraktur
atau kelainan pada sendi dan otot
6. Kardiovaskuler
Gejala : Jantung cepat, tekanan darah menurun.
7. Integritas ego
Gejala: Faktor-faktor stress akut atau kronis : Misalnya finansial, pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan, keputusasaan dan ketidak berdayakan, ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi misalnya ketergantungan pada orang lain


8. Makanan atau cairan
Gejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan adekuat : mual, anoreksia, Kesulitan untuk mengunyah.
Tanda: Penurunan berat badan, kekeringan pada membran mukosa.
9. Hygiene
Gejala: Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas pribadi, ketergantungan pada orang lain.
10. Neurosensori
Gejala: kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari tangan
Tanda: Pembengkakan sendi
11. Nyeri / kenyamanan
Gejala: fase akut dari nyeri, terasa nyeri kronis dan kekakuan
12. Keamanan
Gejala: Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga, kekeringan pada mata dan membran mukosa
13. Interaksi social
Gejala: kerusakan interaksi dan keluarga/orang lain : perubahan peran: isolasi

DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri kronis berhubungan dengan proses penyakit
2. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian

DAFTAR PUSTAKA

http://askep-kesehatan.blogspot.com/2009/01/asam-urat_2950.html
Archives of Internal Medicine 2009, Volume 169, Issue 5, Pages 502-507
“Vitamin C Intake and the Risk of Gout in Men: A Prospective Study”
Authors: H.K. Choi, X. Gao, G. Curhan
http//hizaspers.blogspot.com
Corwin, Elizabeth.J.2009.Buku saku patofisiologis. EGC : Jakarta.
Doenges, Marilynn.E.1999. Rencana Asuhan Keperawatan-Pedoman untuk Perencanaan Asuhan Perawatan Pasien. EGC : Jakarta
http://www.health.com/
http://www.dechacare.com/
http://medicastore.com/
http://www.jakartalantern.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar